Belajar Terus Belajar

SMP Negeri 4 Samarinda merupakan sekolah yang berada di daerah perkotaan, tepatnya di pusat kota. Keberadaan SMP Negeri 4 Samarinda tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua murid untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah ini. Antusias orang tua murid dapat dilihat dari banyaknya sekolah ini menolak calon murid baru saat seleksi penerimaan murid baru. Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 1979 dan hingga kini terus berbenah baik dari segi fisik bangunan maupun dari segi sumber daya manusianya. Lamanya waktu yang telah dilalui sekolah ini tidak serta merta menjadikan sekolah ini menjadi sekolah yang terhebat karena selalu ada hal baru dan tantangan baru yang harus dicapai agar tujuan dapat diraih. SMP Negeri 4 Samarinda telah meraih banyak sekali prestasi baik bidang akademik maupun non akademik. Prestasi tertinggi yang pernah diraih sekolah ini melalui muridnya adalah menjadi juara dunia karate di Belgia dan Kanada. Prestasi ini ternyata kurang dibarengi dengan prestasi dalam bidang akademik, karena sejak berdirinya sekolah ini hanya mampu menjadi peserta tingkat nasional dalam bidang Cerdas Cermat Agama Islam dan Olimpiade Sains Nasional bidang IPA. Banyak hal tentu menjadi tugas sekolah agar bidang akademik juga bisa meraih prestasi hingga tingkat nasional dan internasional. Karya yang dihasilkan murid di sekolah ini juga dapat dikatakan sangat minim, khususnya karya yang bersifat mandiri dan bukan karya bidang studi. Melihat megahnya perpustakaan sekolah, ternyata tidak satupun karya murid yang berupa hasil literasi dipajang di sana. Banyaknya murid di sekolah ini yang jumlahnya sekitar seribuan orang setiap tahunnya tentu jika digali dan difasilitasi maka akan banyak sekali karya tulis yang bisa dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut saya tertarik dan tertantang untuk mencoba memfasilitasi murid agar mampu membuat karya berupa buku ber-ISBN dengan harapan dapat menjadi motivasi bagi murid lainnya untuk menghasilkan karya-karya lain yang lebih baik. Buku awal yang ingin saya buatkan adalah antologi, dimana murid dapat berkolaborasi dengan teman-temannya untuk menyumbangkan karyanya dalam sebuah buku yang nantinya diterbitkan. Berikut saya lampirkan aksi nyata yang berpihak pada murid yang saya beri nama “apuk” yang memiliki makna akronim Aku Punya Karya. 1. Perencanaan

Langkah awal yang saya lakukan adalah menyampaikan ide ini kepada pengurus OSIS SMP Negeri 4 Samarinda agar dalam pelaksanaannya nanti mereka yang melaksanakan khususnya terkait kepanitiaan.

Selanjutnya pengurus OSIS melakukan rapat apakah akan menerima ide yang saya sampaikan ataukah menolaknya. Setelah diputuskan untuk menerima ide yang saya sampaikan, langkah berikutnya adalah menentukan kepanitiaan untuk menjalankan program ini. 2. Pelaksanaan

Panitia yang ditunjuk pengurus OSIS selanjutnya mensosialisasikan program ini ke murid lainnya di setiap kelas dengan harapan dapat menggali potensi dan kreativitas yang dimiliki.

Selain disosialisasikan di kelas, program ini juga saya sosialisasikan kepada guru-guru yang terlibat dalam kepanitiaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan harapan mendapatkan dukungan khususnya sosialisasi program ini saat mereka mengajar di kelas. Perasaan yang saya rasakan saat program ini diterima oleh pengurus OSIS dan juga disambut baik oleh guru-guru yang terlibat dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sangat luar biasa, bahkan dukungan ini juga menjadi motivasi saya agar dapat membuat program lainnya yang bermanfaat untuk sekolah dengan tetap berpihak pada murid. Semoga program ini dapat dikembangkan lebih luas menjadi program sekolah agar semakin banyak karya murid yang dapat diapresiasi sekolah. Aksi nyata ini merupakan tahap awal saya membuat aksi-aksi lainnya yang berpihak pada murid. Semoga dengan program-program yang akan saya rancang kedepannya dapat benar-benar berpihak pada murid, baik bagi murid di kelas yang saya ajar maupun murid lainnya yang ada di sekolah. Adapun program yang saya rencanakan kedepannya saya harapkan tetap mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan di sekolah, baik kepala sekolah maupun komite sekolah. Koordinasi yang baik semoga dapat memudahkan pelaksanaan program-program lainnya.